Cari Blog Ini

Selasa, 25 Agustus 2020

Review Buku " 41 Fabel Penuntun Perilaku Anak Muslim".


πŸ“š Judul: 41 Fabel Penuntun Perilaku Anak Muslim
✒️ Penulis: Widya Ross & Graceana
πŸ–¨️ Penerbit: Alex Media Komputindo
πŸ“† Tahun: (tahun gak ditulis) ISBN 9786020248257
πŸ“– Tebal: 103 halaman
πŸ§•πŸ»Reviewer: Sri Mutiara

Menurut penelitian di Indonesia pada 2018, fabel menjadi dongeng favorit anak-anak di Indonesia. Mengapa begitu?

Sebab, di dalam dongeng itu, hewan dibuat seperti manusia yang bisa berbicara, berjalan, dan melakukan kegiatan lainnya.

Hewan yang diumpamakan sebagai manusia ini membuat cerita jadi lebih menarik lagi.

Selain itu, tokoh-tokoh hewan ini bisa membuat kita mengembangkan imajinasi, apalagi jika hewan-hewan itu berada di sekitar kita.

Mengapa Anak-Anak Suka Cerita tentang Hewan?

Hal paling utama yang menjadi alasan anak-anak suka dongeng fabel adalah karena sejak kecil bayi sudah tertarik dengan hewan.

Penelitian mengatakan bahwa bayi tertarik pada hal-hal yang bisa bergerak, berwarna cerah, dan berbunyi.

Selain wajah dan suara manusia yang berada di sekitarnya, hal yang bisa bergerak dan menarik perhatian bayi adalah hewan.

Ketertarikan bayi pada hewan ini bertambah besar seiring dengan bertambahnya usia, terutama jika orang tua sudah mengenalkan hewan secara langsung.

Buku ini sangat saya rekomendasikan karena selain tokoh-tokohnya berupa hewan yang ada di sekeliling kita kontennya juga sangat bagus karena mengajarkan tentang karakter baik anak muslim.

Misal Pak Huhuhaha (monyet) yang sangat rajin dan tekun, Pak Bere-bere (beruang) yang suka tergesa-gesa.

Selain cerita, di dalam buku ini juga disajikan kutipan hadis dan ayat-ayat Qur'an mengenai karakter yang diceritakan. Mengapa tidak boleh marah, mengapa harus murah senyum, mengapa tidak boleh bisik-bisik dan masih banyak cerita lainnya  yang makin menambah keimanan anak-anak kita.

Senin, 24 Agustus 2020

Review Buku "OCEANIA Dongeng Bawah Laut".


πŸ“š Judul: Oceania Dongeng Bawah Laut
✒️ Penulis: Watik Video & Fitri Kurniawan
πŸ–¨️ Penerbit: PT Bhuana Ilmu Populer
πŸ“† Tahun: 2015
πŸ“– Tebal: 149 Halaman
πŸ§•πŸ»Reviewer: Sri Mutiara

Bercerita tentang 5 Sekawan bawah laut  yaitu Octo gurita, Lulu belut moray, Crox kepiting, Groopsy ikan buntal san Pam ikan badut.

Mereka berpetualang di bawah laut, dari bertemu Riif si ikan hiu kecil sampai paman Giganto ikan paus.

Mengisahkan tentang tenggang rasa, kewaspadaan, menghargai orang lain dan keberadaan. Diselingi fakta sains di akhir kisah, buku ini sangat layak kita baca kepada anak-anak.



Kamis, 20 Agustus 2020

Review Buku " Qiswa Unta Kesayangan Nabi Muhammad"


πŸ“š Judul: Siswa Unta Kesayangan Nabi Muhammad
✒️ Penulis: Ceng Ahmar Syamsi
πŸ–¨️ Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
πŸ“† Tahun: 2017
πŸ“– Tebal: 115
πŸ§•πŸ»Reviewer: Sri Mutuara

Qiswa adalah unta kesayangan Nabi Muhammad.

Lewat cerita ini, penulis mencoba menceritakan bagaimana situasi Rasulullah saat masa kenabian dengan sudut pandang Qiswa.

Dalam buku ini mengisahkan bahwa terhadap hewan pun kita tidak boleh kasar. Persahabatan antara Qiswa dan 3 temannya si kurus, si gemuk dan si malang. 

Layaknya manusia Qiswa dan teman-teman senang bercerita satu sama lain. Sedih, bahagia, kecewa apalagi harus menghadapi apa yang dinamakan dengan hijrah. Qiswa rindu sahabat, rindu kampung halaman namun di sini Unta Qiswa menjalani dengan sabar dan penuh keyakinan.

Pesan yang paling kuat dari buku ini adalah keyakinan bahwa Allah selalu bersama hambaNya. Jangan berputus asa. Sangat cocok untuk anak usia 8 tahun ke atas.



Rabu, 19 Agustus 2020

Review Buku " Bukan Emak Biasa" Refleksi psikologis pengasuhan anak.


πŸ“š Judul: BUKAN EMAK BIASA
✒️ Penulis: FITRI ARIYANTI ABIDIN
πŸ–¨️ Penerbit: PT. KABA MEDIA INTERNUSA
πŸ“† Tahun: 2017
πŸ“– Tebal: 240 HALAMAN
πŸ§•πŸ»Reviewer: SRI MUTIARA

Kecintaan, kerendahan hati, kejujuran dan keinginan berbagi sangat mewarnai buku ini.

Buku yang ditulis dengan penghayatan dan cinta dari seorang ibu.

Peran dan penghayatan yang disertai dengan ilmu psikologi sesuatu dengan latar belakang pendidikan beliau.

Dalam buku ini menyajikan solusi, pendapat yang santun dari berbagai topik yang biasa dijadikan "mom war".

Pendapat beliau yang menjelaskan bahwa antara ibu bekerja dan ibu rumahtangga itu bukanlah stratifikasi tapi diferensiasi semua mempunyai resiko dan konsekuensi.
Dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.
Bahwa keluarga itu bukan alasan untuk kita sebagai pribadi yang tidak produktif.

Tema-tema yang tak lekang dari kondisi dunia ibu-ibu saya rasa, seperti cinta tak bersyarat, kepaksa dasar pengasuhan anak, dinamika perkembangan anak, menghadapi persoalan anak kontemporer serta berkenalan dengan para partner ibu, siapa sajakah itu? Saya rasa sangat menarik untuk kita ketahui.

Yang sangat berkesan dalam buku ini bagaimana beliau menjelaskan bagaimana menghadapi tingkah polah anak-anak yang sangat komplit. Mulai dari kesedihan, kegembiraan, ketakutan, kesulitan bahkan kelucuan-kelucuan khas anak-anak.

Tak melulu teori yang hanya berakhir sebagai teori saja, namun teori yang benar-benar bermanfaat bagi kehidupan pengasuhan anak-anak.



Sabtu, 15 Agustus 2020

Review Buku "Negara Hukum yang Membahagiakan Rakyatnya"


πŸ“š Judul: Negara Hukum yang Membahagiakan Rakyatnya
✒️ Penulis: Prof. Dr. Satjipto Raharjo
πŸ–¨️ Penerbit: Genta Publishing
πŸ“† Tahun: 2009
πŸ“– Tebal: 118 halaman
πŸ§•πŸ»Reviewer: Sri Mutiara

Saya menulis ini menjelang hari kemerdekaan negara kita INDONESIA. Ada bangga, haru dan sedih berkecamuk dalam jiwa.

Pertanyaan saya dalam diri "Apakah saya telah merdeka?"

"Sampai dimana kemerdekaan negara kita".

Tercenung ketika mendengarkan seorang tokoh yang berbicara bahwa sesungguhnya kemerdekaan pada tahun 1945 bukanlah tujuan dari perjuangan kemerdekaan, namun ia adalah jembatan emas untuk kita jalani bersama.

Secara de facto tahun 1945 Indonesia sudah menjadi negara hukum. Secara normatif memang benar namun, secara subtantif???
Kita masih melakukan perjalanan panjang pada jembatan emas yang bernama kemerdekaan.

Bagaimanapun juga konsep negara hukum bukan otentik dari Indonesia, negara hukum adalah barang impor.
Kita tidak bisa meniru sakplek konsep negara hukum dari bangsa eropa.

Buku ini mengingatkan kita bahwa negara hukum harusnya direkontruksi disesuaikan dengan konteks historis dan sosiologis bangsa Indonesia. Sehingga produk-produk hukum yang dikeluarkan oleh negara bisa membahagiakan rakyatnya bukan malah sebaliknya.

Sabtu, 08 Agustus 2020

Review Buku "Anak Bertanya, Anda Kelabakan"


πŸ“š Judul: ANAK BERTANYA, ANDA KELABAKAN
✒️ Penulis: LAYLA TM
πŸ–¨️ Penerbit: AQWAM
πŸ“† Tahun: 2009
πŸ“– Tebal: 136 HALAMAN
πŸ§•πŸ»Reviewer: SRI MUTIARA

Saya teringat suatu tips dari praktisi parenting, beliau berkata untuk memperkuat bonding ke anak bisa dilakukan 3 hal. Banyak ngobrol bareng, banyak aktivitas bareng dan banyak main bareng.

Ngobrol bareng anak, sepanjang jadi orangtua pasti ada pertanyaan yang membuat membuat dahi mengkerut.

Salah satunya pertanyaan anak saya yang nomer 2 tentang ibadah, mengapa harus shalat, mengapa kita harus percaya kepada nabi Muhammad yang gak pernah ketemu, kenapa shalat subuh 2 rakaat gak 4 atau 3 rakaat, kenapa rakaat gak disamakan saja.

Kenapa, kenapa, kenapa.
Mengapa, mengapa, mengapa.

Satu hal yang patut kita syukuri ketika anak-anak aktif bertanya adalah kita tahu berarti otaknya sedang berpikir.

Buku ini secara konten sangat membantu orangtua menjawab pertanyaan terkait spiritualitas berdasar dalil.

Hanya saja saya gak cocok dengan lay outnya, gak menarik.

Disediakan contoh pertanyaan dan jawaban pada sub "bekal orangtua".

3⭐/5⭐

Selasa, 04 Agustus 2020

Review Buku "Tuntas Kemandirian"

πŸ“š Judul: *Tuntas Kemandirian*
✒️ Penulis: *Ani Christina*
πŸ–¨️ Penerbit: Fillapress
πŸ“† Tahun: 2019
πŸ“– Tebal: 122 halaman
πŸ§•πŸ»Reviewer: *Sri Mutiara*

Apa sih peran orangtua terhadap anak?
Apakah anak-anak selamanya bersama kita?

Tentu tidak.

Lalu bekal apa yang kita beri ke anak untuk menghadapi masa dimana kita sebagai orangtua tidak lagi bersama.

Kemandirian.

Iya kemandirian. Buat saya setelah membaca buku ini, merasakan betapa susahnya punya anak yang tidak mandiri. Dampaknya bisa sistemik.

Kemandirian adalah fondasi karakter. Anak yang mandiri biasanya lebih percaya diri.

Anak yang mandiri selain memberikan kemudahan untuk kita orangtuanya, juga memberikan kemudahan kepada pasangan hidupnya. 

Apa jadinya jika kita hidup bersama anak kecil dengan tubuh dewasa? Pastinya sangat melelahkan.

Anak yang mandiri mampu memilah, memilih dan mengambil keputusan beserta konsekuensinya.

Tentu tidak mudah membuat anak mandiri, tapi bisa.

Dimulai dari bayi, anak-anak, pra baligh dan pasca baligh. Orangtua wajib tahu tahapan perkembangan anak.

Mendidik anak mandiri repot di awal tapi mudah dikemudian hari, namun jika sebagai orangtua memilih melayani anak dan mengabaikan mendidik kemandirian bukannya mudah di awal tapi repot dikemudian hari tapi, akan merepotkan di sepanjang masa.

Yuk, semangat mendidik anak untuk mandiri.

Sabtu, 01 Agustus 2020

Pilah Pilih Ilmu ala Promo Pasar Ibu Profesional


Satu pekan ini saya merasa sangat sibuk. Bagaimana tidak, Foundation 9 Ibu profesional sedang promo di Pasar Ilmu.

Ini adalah dena promonya. Satu pekan yang jujur saja saya sedang pusing. Memaksakan untuk tetap belajar meskipun dengan bergerak sangat pelan.

Niat sejak awal mendaftar foundation saya memang ingin belajar di institutnya.

Karena apa?

Saya masih sangat kurang dikomitmen dan konsistensi.

Saya ingin belajar mengenal diri, kekuatan diri. Baru saya bisa berkontribusi. Baru saya nyaman membersamai belajar anak-anak.

Saya butuh ilmu di institut. Walaupun sudah mencoba menyimak paparan dari komponen lain. Saya seperti memakai kacamata kuda. Institut ibu profesional pilihan saya.